Tugas
toksikologi
KANDUNGAN MERKURI PADA DAGING BUAH KELAPA
OLEH :
NAMA : IYANUR LULI TALAOHU
NIM :
AKS 1.11.009
AKADEMI ANALIS KESEHATAN SANDI KARSA
MAKASSAR
2013
KANDUNGAN MERKURI
PADA DAGING BUAH KELAPA
PENDAHULUAN
Kelapa mempunyai arti yang sangat penting bagi
kehidupan dan perekonomian rakyat Indonesia sesudah padi, karena seluruh bagian
dari tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai dari akar, daun batang dan buah.
Daging buah kelapa yang tua dapat digunakan sebagai bahan pembuat minyak,
mentega, tepung, kue, bumbu dapur, dan makanan ternak, sedangkan yang muda
dagingnya sangat enak untuk dimakan, dan dapat juga dibuat kue serta obat.
Merkuri
adalah salah satu logam berat yang mendapat perhatian utama dalam segi
kesehatan karena sifat toksinya. Logam ini digunakan dalam proses pengolahan bijih
emas. Tailing (limbah) dari pengolahan bijih emasnya yang mengandung merkuri
dibuang di daerah sekitarnya yang banyak terdapat tanaman kelapa.
Menurut
Kusnoputranto (1996), merkuri yang ada di dalam tanah akan terserap oleh
tanaman yang tumbuh diatasnya, dan kemungkinan akan termakan oleh manusia atau
organisme lain.
Laporan
BAPEDAL WIL. III (1998) menjelaskan bahwa dalam tubuh makhluk
hidup dapat
terjadi bioakumulasi, dimana mahkluk hidup termasuk manusia dapat memasukkan
bahan pencemar merkuri ke dalam tubuh lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk
mengeluarkannya, sehingga jumlah merkuri dalam tubuh terakumulasi sepanjang
waktu dan akhirnya menjadi racun.
Tanaman Kelapa
Kelapa atau Cocos
nucifera termasuk tumbuhan berkeping satu suku palem-paleman. Tinggi
tanaman ini dapat mencapai 20 samapi 25 meter, dan bisa hidup 80 hingga 100
tahun (Soebroto, 1982).
Putih lembaga
atau daging kelapa merupakan jaringan yang berisi cadangan makanan untuk
lembaga sebelum dapat memperoleh makanan sendiri. Putih lembaga ini mengandung
:
-
air : 52%
-
miyak : 34 %
-
zat putih telur : 3 %
-
zat gula : 1,5 %
- zat abu : 1 %
Lamanya
pembentukan buah kelapa sejak saat mekarnya bungan jantan samapai panen adalah
15 – 16 bulan. Setelah buah kelapa berumur 2 bulan , akan mengalami
perkembangan yang terbagi dalam 3 fase, yaitu :
a.
Fase
I, dalam fase ini bagian yang akan menjadi sabut dan tempurung mulai membesar,
dan warnanya masih putih. Lubang tempat kantong embrio juga ikut membesar dan
ruangan ini penuh berisi air. Fase ini berlangsung selama 4 bulan.
b.
Fase
II, dalam fase ini bagian tempurung berangsur menjadi tebal, tetapi belum
mengeras betul. Fase ini berlangsung selama 2 bulan, dan buah kelapa mencapai
umur 8 bulan.
c.
Fase
III, dalam fase ini putih lembaga mulai dibentuk, warna temprung berangsur
menjadi coklat-hitam dan mulai mengeras. Bila buah sudah mencapai 10 bulan,
telah tercapai ukuran maksimal, yaitu beratnya 3-4 dan volumenya 3-4 liter.
Buah mencapai masak benar pada umur 14 bulan (Soedijanto, 1984).
Merkuri
(Hg) dan Pencemarannya
Merkuri (Hg) atau air raksa
merupakan logam yang berbentuk cair dengan berat jenis 13,6 dan tidak larut
dalam air. Logam ini berasal dari kerak bumi dan gunung berapi, dan berada di
lingkungan sebagai senyawa organik dan anorganik (Palar, 1994). Keracunan
merkuri adalah keracunan logam pertama yang pernah dilaporkan dari pada logam
lainnya dan merupakan kasus pertama penyakit keracunan yang masuk dalam daftar
undang-undang kesehatan industri.
Penggunaan
merkuri (Hg) pada penambangan emas menyebabkan logam tersebut tersebar di
lingkungan. Masuknya merkuri ke lingkungan terutama melalui pencucian yang
menghasilkan lumpur yang mengandung merkuri serta pembakaran yang menghasilkan
uap merkuri.
Pencucian, kegiatan pencucian pada proses pengolahan bijih emas
menghasilkan lumpur yang mengandung merkuri. Merkuri tersebut selanjutnya dapat
tersebar di lingkungan
1.
merkuri
yang terkandung dalam tailing mula-mula dioksidasi oleh bakteri menjadi ion-ion
merkuri larut :
·
Hgo
Hg2+
Didalam
sedimen anaeobik biasanya merkuri berada dalam bentuk Merkuri Sulfida (HgS),
kemudian dioksidasi oleh bakteri pengoksidasi sulfur menjadi ion-ion merkuri
(Hg2) yang dapat diserap tanaman. Di dalam air ion-ion merkuri (Hg2)
selanjutnya dapat mengalami metilasi menjadi metil merkuri (CH3Hg) oleh bakteri
metanogenik.
·
Hg
2+ CH3Hg
Metil
merkuri mudah diserap oleh fitoplankton melalui permukaan sel. Selanjutnya
melalui rantaiu makanan sanyawa tersebut dapat berpindah dari organisem satu ke
organisme lain (fitoplankton, zooplaknton, ikan kecil, ikan besar, dan akhirnya
manusia). Melalui rantai makanan konsentrasi merkuri dapat mengalamai
pembesaran biologis.
2.
lintasan
berikutnya dapat melalui hewan bentos (kerang, udang, kepiting dan lain-lain)
ke hewan piaraan (itik, ayam dan lain-lain), selanjutnya ke manusia, atau
langsung dari hewan bentos ke manusia karena manusia mengkonsumsi bentos.
3.
lumpur
yang mengandung merkuri juga akan mencemari tanah dan menyebabkan tumbuhan yang
tumbuh di tempat itu terkontaminasi. Merkuri akan terserap melalui dinding
saluran pencernaan dan terikat pada sel darah merah, selanjutnya terdistribusi
ke seluruh tubuh dan dapat tersimpan dalam jaringan lemak termasuk otak dan
hati.
Pembakaran. Proses pembakaran menyebab-kan merkuri tersebar di
atmosfir. Hal tersebut mengakibatkan hewan peliharaan (sapi, kuda, kambing,
itik, ayam dan lain-lain) serta manusia terkontaminasi merkuri. Uap merkuri
(Hgo) mudah bereaksi dengan haemoglobin dalam darah manusia maupun hewan.
Selanjutnya terbawa oleh aliran darah ke selurh bagian tubuh dan dapat
terakumulasi pada organ tubuh seperti hati, ginjal dan otak. Lintasan lain
adalah melalui tumbuhan. Uap merkuri dapat turun ke tanah bersama hujan. Tanah
tersebut akan mengkontaminasi merkuri pada tumbuhan yang tumbuh di atasnya,
kemudian hewan peliharaan atau manusia yang mengkonsumsi tumbuhan tersebut akan
terkontaminasi pula.
Toksisitas
merkuri oleh Darmono (1994) dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1.
Toksisitas merkuri anorganik
Pada bentuk
anorganik, merkuri berkaitan dengan 1 atom karbon atau lebih. Bentuk ini jika
termakan tidak menyebabkan keracunan, tetapi uapnya dapat membahayakan. Sekali
terhisap, uap Hg ini akan terlarut dalam darah dan dengan cepat terbawa ke
otak, emngakibatkan terganggunya fungsi saraf, kehilangan nafsu makan, lidah
menjadi kaku.
2.
Toksisitas merkuri organik
Senyawa ini berkaitan dengan rantai alkil yang pendek,
menjadi metil dan etil merkuri. Alkil merkuri sangat berbahaya, karena diserap
secara sempurna pada dinding saluran pencernaan dan terikat dalam sel darah
merah. Gejala yang terlihat akibat keracunan merkuri organik adalah gangguan
pada susunan saraf, kelemahan, kebutaan, kesulitan mendengar, koma dan kematian
(Darmono, 1994).
Alat dan
Bahan :
Bahan : sampel daging buah kelapa muda dan
tua.
Alat : - parang
-
pisau
-
sendok
-
timbangan
-
kantong
plastic
-
spektrofotometer
serapan atom
-
lampu
tabung Hg
-
neraca
analitik
-
labu
mikro kjedahl
-
labu
ukur 100 ml.
Pereaksi : asam sulfat pekat (H2SO4), asam
nitrat pekat (HNO3), kalium permanganat (KMnO4), hidroksilamin klorida
(NH2OH.HCl) 20 %, natrium hidroksida (NaOH), indikator bromophenol blue.
Pengambilan Sampel :
Pengambilan
sampel buah kelapa dilakukan di lokasi pertanaman kelapa yang terdapat tempat
pengolahan bijih emas (telah berlangsung sekitar 3 tahun) dan lokasi kontrol,
dengan 5 titik pengamatan yaitu :
a.
Pusat pembuangan tailing
b.
Daerah yang dialiri tailing (1)
c.
Daerah yang dialiri tailing (2)
d.
Daerah sekitar pembuangan tailing
e. Kontrol
Sampel buah
kelapa yang diambil pada setiap titik pengamatan adalah :
-
buah kelapa muda, berumur kurang lebih 9 bulan.
- buah kelapa
tua, berumur kurang lebih 12 bulan
Jumlah sampel
secara keseluruhan adalah 10, yaitu :
A1 : Kelapa muda pada titik pengamatan A
A2 : Kelapa tua
pada titik pengamtan A
B1 : Kelapa
muda pada titik pengamatan B
B2 : Kelapa tua
pada titik pengamatan B
C1 : Kelapa
muda pada titik pengamatan C
C2 : Kelapa tua
pada titik pengamatan C
D1 : Kelapa
muda pada titik pengamatan D
D2 : Kelapa tua
pada titik pengamatan D
E1 : Kelapa
muda pada titik pengamatan E (Kontrol)
E2 : Kelapa tua
pada titik pengamatan E (Kontrol)
Variabel
Pengamatan
Parameter yang diamati adalah :
-
Kandungan merkuri (Hg) total pada daging buah kelapa muda.
- Kandungan
merkuri (Hg) total pada daging buah kelapa tua.
Parameter yang
diamati tersebut berlaku untuk 5 titik pengamatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis
kandungan merkuri (Hg) pada daging buah kelapa muda dan tua di pertanaman
kelapa Desa Tatelu Rondor yang terdapat tempat pengolahan bijih emas, serta
pembanding (kontrol).
Dari data
diperoleh bahwa daging buah kelapa yang berasal dari pertanaman kelapa yang
terdapat tempat pengolahan bijih emas sudah mengandung merkuri. Kandungan
merkuri pada daging buah kelapa tersebut memiliki kisaran antara 0,00086 ppm
sampai dengan 0,0017 ppm. Adanya merkuri ini disebabkan oleh penggunaan merkuri
dalam proses pembentukan amalgam yang kemudian terbawa bersama tailing dalam
proses pencucian, serta proses pembakaran bulion yang menghasilkan uap merkuri.
Sedangkan daging buah kelapa yang terdapat kandungan merkuri.
Mekanisme masuknya merkuri ke dalam rantai makanan adalah
bervariasi sesuai dengan ekosistemnya. Penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pengolahan
bijih emas menyebabkan terkontaminasinya merkuri pada daging buah kelapa di
lokasi tersebut. Dalam proses pengolahan bijih emas di daerah tersebut
ditampung kedalam bak penampungan dan selanjutnya dibuang di daerah sekitarnya
yang terdapat banyak tanaman kelapa. Menurut Uria dkk. (2001) biasanya
dalam sedimen anaerobik merkuri berada dalam bentuk merkuri sulfida (HgS) yang
kemudian dioksidasi oleh bakteri pengoksidasi sulfur menjadi ion-ion merkuri
(Hg2+). Ion-ion merkuri ini dapat diubah lebih lanjut oleh bakteri meranogenik
menjadi metil merkuri (CH3Hg+) yang sangat berbahaya. Ion-ion merkuri (Hg2+)
atau metil merkuri (CH3Hg+) inilah yang terserap oleh tanaman kelapa.
Terserapnya
merkuri dalam tanaman kelapa yaitu melintasi akar melalui elemen penyalur air
dalam xilem akar, dan transport merkuri dari akar ke tunas sebagaimana
elemen-elemen mineral lainnya melalui aliran massa berlangsung pada pembuluh
xilem. Transport xilem dipacu oleh perbedaan tekanan hidrotatik dan gradien
potensial air antara akar dan tunas yang biasanya cukup besar selama siang
hari. Selanjutnya merkuri bersama larutan air yang ada di daun melalui jaringan
pembuluh floem masuk ke dalam buah kelapa.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kandungan merkuri tertinggi adalah pada sampel A1,
yang merupakan daging buah kelapa muda yang diambil dari pusat pembuangan
tailing. Hal ini mengakibatkan tanaman kelapa yang tumbuh di tempat tersebut
akan menyerap merkuri lebih banyak dibandingkan dengan tanaman kelapa pada
titik pengamatan yang lain. Kandungan merkuri paling rendah dalam hasil
penelitian ini adalah sampel D1, yang merupakan daging buah kelapa yang tumbuh
di tempat tersebu takan menyerap merkuri lebih banyak dibandingkan dengan
tanaman kelapa pada titik pengamatan yang lain. Kandungan merkuri paling rendah
dalam hasil penelitian yang diambil di daerah sekitar pembuangan tailing.
Rendahnya kandungan merkuri ini disebabkan daerah tersebut tidak dilalui oleh
tailing. Namun adanaya merkuri pada sampel D1 walaupun tempat tersebut tidak
dilalui oleh tailing diduga karena adanya pembakaran bulion di lokasi tersebut
yang menghasilkan uap merkuri. Uap merkuri tersebut naik ke atmosfir dan jatuh
ke tanah bersama hujan, sehingga tanaman kelapa yang tumbuh diatasnya dapat
menyerap merkuri.
Salah satu organisasi kesehatan dunia telah menetapkan
standar baku mutu Hg untuk makanan yang terdapat dikonsumsi oleh manusia yaitu
sebesar 0,5 ppm. Jika angka ini dibandingkan dengan hasil pengamatan dalam
penelitian ini, maka kandungan merkuri pada daging buah kelapa. Pernyataan ini
juga didukung oleh laporan dari BAPEDAL Wilayah III (1998) yang menjelaskan
bahwa dalam tubuh makhluk hidup dapat terjadi biokumulasi, dimana makhluk hidup
termasuk manusia dapat memasukkan bahan pencemar merkuri ke dalam tubuh lebih
cepat dari kemampuan tubuh untuk mengeluarkannya, sehingga jumlah merkuri dalam
tubuh terakumulasi sepanjang waktu dan akhirnya menjadi racun. Terakumulasinya merkuri dalam rantai makanan
ini (dalam buah kelapa) akan menyebabkan manusia yang mengkonsumsi buah kelapa
tersebut, karena walaupun dampaknya belum dapat dilihat sekarang namun dapat
membahayakn generasi mendatang. Ini disebabkan karena sifat toksik merkuri yang
sangat berbahaya, seperti: dapat menembus susunan saraf pusat dan dapat merusak
otak, juga dapat merusak kromosom yang merupakan zat pembawa keturunan.
KESIMPULAN
1. Daging buah
kelapa ditempat pengolahan bijih emas Desa Tatelu Rondor telah terdeteksi
kandungan merkuri dengan kisaran antara 0,00086 ppm sampai dengan 0,0017 ppm.
2. kandungan
merkuri yang terdapat pada daging buah kelapa tersebut masih dibawah nilai
ambang batas.
SARAN
Mengingat bahwa
merkuri bersifat biokumulasi dan biomagnifikasi maka kandungan merkuri pada
daging buah kelapa upaya-uapaya pencegahan. Upaya pencegahannya antara lain
adalah mengganti penggunaan merkuri dalam proses penolahan bijih emas dengan
sianida.