Selasa, 02 Juli 2013

kandungan merkuri pada daging buah kelapa

Tugas toksikologi

KANDUNGAN MERKURI PADA DAGING BUAH KELAPA





OLEH :
NAMA : IYANUR  LULI  TALAOHU
NIM     : AKS 1.11.009




AKADEMI ANALIS KESEHATAN SANDI KARSA
MAKASSAR
2013










KANDUNGAN MERKURI PADA DAGING BUAH KELAPA



 PENDAHULUAN

 Kelapa mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perekonomian rakyat Indonesia sesudah padi, karena seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai dari akar, daun batang dan buah. Daging buah kelapa yang tua dapat digunakan sebagai bahan pembuat minyak, mentega, tepung, kue, bumbu dapur, dan makanan ternak, sedangkan yang muda dagingnya sangat enak untuk dimakan, dan dapat juga dibuat kue serta obat.
Merkuri adalah salah satu logam berat yang mendapat perhatian utama dalam segi kesehatan karena sifat toksinya. Logam ini digunakan dalam proses pengolahan bijih emas. Tailing (limbah) dari pengolahan bijih emasnya yang mengandung merkuri dibuang di daerah sekitarnya yang banyak terdapat tanaman kelapa.
Menurut Kusnoputranto (1996), merkuri yang ada di dalam tanah akan terserap oleh tanaman yang tumbuh diatasnya, dan kemungkinan akan termakan oleh manusia atau organisme lain.
Laporan BAPEDAL WIL. III (1998) menjelaskan bahwa dalam tubuh makhluk
hidup dapat terjadi bioakumulasi, dimana mahkluk hidup termasuk manusia dapat memasukkan bahan pencemar merkuri ke dalam tubuh lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk mengeluarkannya, sehingga jumlah merkuri dalam tubuh terakumulasi sepanjang waktu dan akhirnya menjadi racun.

            Tanaman Kelapa

Kelapa atau Cocos nucifera termasuk tumbuhan berkeping satu suku palem-paleman. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 20 samapi 25 meter, dan bisa hidup 80 hingga 100 tahun (Soebroto, 1982).
Putih lembaga atau daging kelapa merupakan jaringan yang berisi cadangan makanan untuk lembaga sebelum dapat memperoleh makanan sendiri. Putih lembaga ini mengandung :
- air : 52%
- miyak : 34 %
- zat putih telur : 3 %
- zat gula : 1,5 %
- zat abu : 1 %
Lamanya pembentukan buah kelapa sejak saat mekarnya bungan jantan samapai panen adalah 15 – 16 bulan. Setelah buah kelapa berumur 2 bulan , akan mengalami perkembangan yang terbagi dalam 3 fase, yaitu :
a.    Fase I, dalam fase ini bagian yang akan menjadi sabut dan tempurung mulai membesar, dan warnanya masih putih. Lubang tempat kantong embrio juga ikut membesar dan ruangan ini penuh berisi air. Fase ini berlangsung selama 4 bulan.
b.    Fase II, dalam fase ini bagian tempurung berangsur menjadi tebal, tetapi belum mengeras betul. Fase ini berlangsung selama 2 bulan, dan buah kelapa mencapai umur 8 bulan.
c.    Fase III, dalam fase ini putih lembaga mulai dibentuk, warna temprung berangsur menjadi coklat-hitam dan mulai mengeras. Bila buah sudah mencapai 10 bulan, telah tercapai ukuran maksimal, yaitu beratnya 3-4 dan volumenya 3-4 liter. Buah mencapai masak benar pada umur 14 bulan (Soedijanto, 1984).


Merkuri (Hg) dan Pencemarannya

Merkuri (Hg) atau air raksa merupakan logam yang berbentuk cair dengan berat jenis 13,6 dan tidak larut dalam air. Logam ini berasal dari kerak bumi dan gunung berapi, dan berada di lingkungan sebagai senyawa organik dan anorganik (Palar, 1994). Keracunan merkuri adalah keracunan logam pertama yang pernah dilaporkan dari pada logam lainnya dan merupakan kasus pertama penyakit keracunan yang masuk dalam daftar undang-undang kesehatan industri.
Penggunaan merkuri (Hg) pada penambangan emas menyebabkan logam tersebut tersebar di lingkungan. Masuknya merkuri ke lingkungan terutama melalui pencucian yang menghasilkan lumpur yang mengandung merkuri serta pembakaran yang menghasilkan uap merkuri.

Pencucian, kegiatan pencucian pada proses pengolahan bijih emas menghasilkan lumpur yang mengandung merkuri. Merkuri tersebut selanjutnya dapat tersebar di lingkungan
1.    merkuri yang terkandung dalam tailing mula-mula dioksidasi oleh bakteri menjadi ion-ion merkuri larut :
·         Hgo Hg2+
Didalam sedimen anaeobik biasanya merkuri berada dalam bentuk Merkuri Sulfida (HgS), kemudian dioksidasi oleh bakteri pengoksidasi sulfur menjadi ion-ion merkuri (Hg2) yang dapat diserap tanaman. Di dalam air ion-ion merkuri (Hg2) selanjutnya dapat mengalami metilasi menjadi metil merkuri (CH3Hg) oleh bakteri metanogenik.
·         Hg 2+ CH3Hg
Metil merkuri mudah diserap oleh fitoplankton melalui permukaan sel. Selanjutnya melalui rantaiu makanan sanyawa tersebut dapat berpindah dari organisem satu ke organisme lain (fitoplankton, zooplaknton, ikan kecil, ikan besar, dan akhirnya manusia). Melalui rantai makanan konsentrasi merkuri dapat mengalamai pembesaran biologis.
2.    lintasan berikutnya dapat melalui hewan bentos (kerang, udang, kepiting dan lain-lain) ke hewan piaraan (itik, ayam dan lain-lain), selanjutnya ke manusia, atau langsung dari hewan bentos ke manusia karena manusia mengkonsumsi bentos.
3.    lumpur yang mengandung merkuri juga akan mencemari tanah dan menyebabkan tumbuhan yang tumbuh di tempat itu terkontaminasi. Merkuri akan terserap melalui dinding saluran pencernaan dan terikat pada sel darah merah, selanjutnya terdistribusi ke seluruh tubuh dan dapat tersimpan dalam jaringan lemak termasuk otak dan hati.

Pembakaran. Proses pembakaran menyebab-kan merkuri tersebar di atmosfir. Hal tersebut mengakibatkan hewan peliharaan (sapi, kuda, kambing, itik, ayam dan lain-lain) serta manusia terkontaminasi merkuri. Uap merkuri (Hgo) mudah bereaksi dengan haemoglobin dalam darah manusia maupun hewan. Selanjutnya terbawa oleh aliran darah ke selurh bagian tubuh dan dapat terakumulasi pada organ tubuh seperti hati, ginjal dan otak. Lintasan lain adalah melalui tumbuhan. Uap merkuri dapat turun ke tanah bersama hujan. Tanah tersebut akan mengkontaminasi merkuri pada tumbuhan yang tumbuh di atasnya, kemudian hewan peliharaan atau manusia yang mengkonsumsi tumbuhan tersebut akan terkontaminasi pula.
Toksisitas merkuri oleh Darmono (1994) dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Toksisitas merkuri anorganik

Pada bentuk anorganik, merkuri berkaitan dengan 1 atom karbon atau lebih. Bentuk ini jika termakan tidak menyebabkan keracunan, tetapi uapnya dapat membahayakan. Sekali terhisap, uap Hg ini akan terlarut dalam darah dan dengan cepat terbawa ke otak, emngakibatkan terganggunya fungsi saraf, kehilangan nafsu makan, lidah menjadi kaku.

2. Toksisitas merkuri organik

Senyawa ini berkaitan dengan rantai alkil yang pendek, menjadi metil dan etil merkuri. Alkil merkuri sangat berbahaya, karena diserap secara sempurna pada dinding saluran pencernaan dan terikat dalam sel darah merah. Gejala yang terlihat akibat keracunan merkuri organik adalah gangguan pada susunan saraf, kelemahan, kebutaan, kesulitan mendengar, koma dan kematian (Darmono, 1994).









Alat dan Bahan :

Bahan : sampel daging buah kelapa muda dan tua.
Alat :   -    parang
-       pisau
-       sendok
-       timbangan
-       kantong plastic
-       spektrofotometer serapan atom
-       lampu tabung Hg
-       neraca analitik
-       labu mikro kjedahl
-       labu ukur 100 ml.

Pereaksi : asam sulfat pekat (H2SO4), asam nitrat pekat (HNO3), kalium permanganat (KMnO4), hidroksilamin klorida (NH2OH.HCl) 20 %, natrium hidroksida (NaOH), indikator bromophenol blue.


Pengambilan Sampel :

Pengambilan sampel buah kelapa dilakukan di lokasi pertanaman kelapa yang terdapat tempat pengolahan bijih emas (telah berlangsung sekitar 3 tahun) dan lokasi kontrol, dengan 5 titik pengamatan yaitu :
a. Pusat pembuangan tailing
b. Daerah yang dialiri tailing (1)
c. Daerah yang dialiri tailing (2)
d. Daerah sekitar pembuangan tailing
e. Kontrol

Sampel buah kelapa yang diambil pada setiap titik pengamatan adalah :
- buah kelapa muda, berumur kurang lebih 9 bulan.
- buah kelapa tua, berumur kurang lebih 12 bulan

Jumlah sampel secara keseluruhan adalah 10, yaitu :
A1 : Kelapa muda pada titik pengamatan A
A2 : Kelapa tua pada titik pengamtan A
B1 : Kelapa muda pada titik pengamatan B
B2 : Kelapa tua pada titik pengamatan B
C1 : Kelapa muda pada titik pengamatan C
C2 : Kelapa tua pada titik pengamatan C
D1 : Kelapa muda pada titik pengamatan D
D2 : Kelapa tua pada titik pengamatan D
E1 : Kelapa muda pada titik pengamatan E (Kontrol)
E2 : Kelapa tua pada titik pengamatan E (Kontrol)
Variabel Pengamatan
Parameter yang diamati adalah :
- Kandungan merkuri (Hg) total pada daging buah kelapa muda.
- Kandungan merkuri (Hg) total pada daging buah kelapa tua.
Parameter yang diamati tersebut berlaku untuk 5 titik pengamatan.




HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis kandungan merkuri (Hg) pada daging buah kelapa muda dan tua di pertanaman kelapa Desa Tatelu Rondor yang terdapat tempat pengolahan bijih emas, serta pembanding (kontrol).
Dari data diperoleh bahwa daging buah kelapa yang berasal dari pertanaman kelapa yang terdapat tempat pengolahan bijih emas sudah mengandung merkuri. Kandungan merkuri pada daging buah kelapa tersebut memiliki kisaran antara 0,00086 ppm sampai dengan 0,0017 ppm. Adanya merkuri ini disebabkan oleh penggunaan merkuri dalam proses pembentukan amalgam yang kemudian terbawa bersama tailing dalam proses pencucian, serta proses pembakaran bulion yang menghasilkan uap merkuri. Sedangkan daging buah kelapa yang terdapat kandungan merkuri.
Mekanisme masuknya merkuri ke dalam rantai makanan adalah bervariasi sesuai dengan ekosistemnya. Penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pengolahan bijih emas menyebabkan terkontaminasinya merkuri pada daging buah kelapa di lokasi tersebut. Dalam proses pengolahan bijih emas di daerah tersebut ditampung kedalam bak penampungan dan selanjutnya dibuang di daerah sekitarnya yang terdapat banyak tanaman kelapa. Menurut Uria dkk. (2001) biasanya dalam sedimen anaerobik merkuri berada dalam bentuk merkuri sulfida (HgS) yang kemudian dioksidasi oleh bakteri pengoksidasi sulfur menjadi ion-ion merkuri (Hg2+). Ion-ion merkuri ini dapat diubah lebih lanjut oleh bakteri meranogenik menjadi metil merkuri (CH3Hg+) yang sangat berbahaya. Ion-ion merkuri (Hg2+) atau metil merkuri (CH3Hg+) inilah yang terserap oleh tanaman kelapa.
Terserapnya merkuri dalam tanaman kelapa yaitu melintasi akar melalui elemen penyalur air dalam xilem akar, dan transport merkuri dari akar ke tunas sebagaimana elemen-elemen mineral lainnya melalui aliran massa berlangsung pada pembuluh xilem. Transport xilem dipacu oleh perbedaan tekanan hidrotatik dan gradien potensial air antara akar dan tunas yang biasanya cukup besar selama siang hari. Selanjutnya merkuri bersama larutan air yang ada di daun melalui jaringan pembuluh floem masuk ke dalam buah kelapa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan merkuri tertinggi adalah pada sampel A1, yang merupakan daging buah kelapa muda yang diambil dari pusat pembuangan tailing. Hal ini mengakibatkan tanaman kelapa yang tumbuh di tempat tersebut akan menyerap merkuri lebih banyak dibandingkan dengan tanaman kelapa pada titik pengamatan yang lain. Kandungan merkuri paling rendah dalam hasil penelitian ini adalah sampel D1, yang merupakan daging buah kelapa yang tumbuh di tempat tersebu takan menyerap merkuri lebih banyak dibandingkan dengan tanaman kelapa pada titik pengamatan yang lain. Kandungan merkuri paling rendah dalam hasil penelitian yang diambil di daerah sekitar pembuangan tailing. Rendahnya kandungan merkuri ini disebabkan daerah tersebut tidak dilalui oleh tailing. Namun adanaya merkuri pada sampel D1 walaupun tempat tersebut tidak dilalui oleh tailing diduga karena adanya pembakaran bulion di lokasi tersebut yang menghasilkan uap merkuri. Uap merkuri tersebut naik ke atmosfir dan jatuh ke tanah bersama hujan, sehingga tanaman kelapa yang tumbuh diatasnya dapat menyerap merkuri.
Salah satu organisasi kesehatan dunia telah menetapkan standar baku mutu Hg untuk makanan yang terdapat dikonsumsi oleh manusia yaitu sebesar 0,5 ppm. Jika angka ini dibandingkan dengan hasil pengamatan dalam penelitian ini, maka kandungan merkuri pada daging buah kelapa. Pernyataan ini juga didukung oleh laporan dari BAPEDAL Wilayah III (1998) yang menjelaskan bahwa dalam tubuh makhluk hidup dapat terjadi biokumulasi, dimana makhluk hidup termasuk manusia dapat memasukkan bahan pencemar merkuri ke dalam tubuh lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk mengeluarkannya, sehingga jumlah merkuri dalam tubuh terakumulasi sepanjang waktu dan akhirnya menjadi racun.  Terakumulasinya merkuri dalam rantai makanan ini (dalam buah kelapa) akan menyebabkan manusia yang mengkonsumsi buah kelapa tersebut, karena walaupun dampaknya belum dapat dilihat sekarang namun dapat membahayakn generasi mendatang. Ini disebabkan karena sifat toksik merkuri yang sangat berbahaya, seperti: dapat menembus susunan saraf pusat dan dapat merusak otak, juga dapat merusak kromosom yang merupakan zat pembawa keturunan.










KESIMPULAN
1. Daging buah kelapa ditempat pengolahan bijih emas Desa Tatelu Rondor telah terdeteksi kandungan merkuri dengan kisaran antara 0,00086 ppm sampai dengan 0,0017 ppm.
2. kandungan merkuri yang terdapat pada daging buah kelapa tersebut masih dibawah nilai ambang batas.


SARAN
Mengingat bahwa merkuri bersifat biokumulasi dan biomagnifikasi maka kandungan merkuri pada daging buah kelapa upaya-uapaya pencegahan. Upaya pencegahannya antara lain adalah mengganti penggunaan merkuri dalam proses penolahan bijih emas dengan sianida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar