MAKALAH TOKSIKOLOGI
(NAPSA)
NAMA : IYANUR LULI TALAOHU
NIM : AKS 1.11.009
AKADEMI ANALIS KESEHATAN SANDI KARSA
MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Alunan pujian dalam untaian syukur
kehadirat Allah SubhanahuWata’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Toksikologi “NAPSA ”sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
untuk memenuhi nilai matauliahToksikologi.
Dalam proses penyelesaian makalah ini, penulis banyak sekali memperoleh bantuan
berupa bimbingan, saran serta motivasi baik dalam bentuk moril maupun materil,
baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainy amakalah
ini.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna yang dikarenakan keterbatasan kemampuan
yang ada dalam diripenulis.Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
penulis harapkan bagi penyusunan-penyusunan berikutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi para
pembaca
Makassar, 27 Juni 2013
Penyusun:
IYANUR LULI TALAOHU
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Tujuan Dan Manfaat ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Narkotika..................................................................................................................... 2
1. Pengertian Narkotika.................................................................................. 2
2.
Golongan Narkotika .................................................................................. 2
3. Karateristik dan Efek Narkotika……………….................................... 2
B. Psikotropik
.............................................................................................................. 6
1.
Pengertian
Psikotropik…………..................................................................... 6
2.
Golongan
psikotropik....................................................................................... 7
C. Zat Adiktif................................................................................................................. 11
1.
Pengertian
Zat Adiktif..................................................................................... 11
2.
Macam-Macam Zat Adiktif……………........................................................ 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................. 16
Saran………………………………………………………………………………… 17
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………..
18
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut
narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan.
Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama
dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa
pemakainya.
Psikotropik adalah obat yang bekerja
dan mempengaruhi fungsi psikik dan proses mental. Psikotropik terbagi 4 bagian
yaitu Antipsikosis(gangguan mental),Antiansietas(perasaan
cemas),Antidepresi(perasaan putus asa), dan Psikotogenik(halusinasi).
Zat adiktif adalah obat serta
bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat
menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang
sulitdihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika
dihentikan dapatmemberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa.
B.
TUJUAN DAN MANFAAT
v Mengetahui Apa Itu Narkotika,
psikotropik dan zat
adiktif
v Mengetahui Golongan – Golongan
Narkotika, psikotropik dan zat adiktif.
v Mengetahui Karakteristik Efek
Narkotika, psikotropik dan zat adiktif
BAB II
PEMBAHASAN
A. NARKOTIKA
1.
PENGERTIAN NARKOTIKA
Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2.
GOLONGAN – GOLONGAN NARKOTIKA
Ø Narkotika
Golongan I :
Berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan tidak digunakan untuk terapi (pengobatan).
Contoh
:
Heroin,
Kokain Dan Ganja. Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.
Ø Narkotika
golongan II :
berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan. Digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir.
Contoh :
morfin, petidin dan metadon.
Ø Narkotika
golongan III :
berpotensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi.
Contoh :
kodein.
3. KARAKTERISTIK
DAN EFEK NARKOTIKA
Ø
Golongan I
Heroin:

a) Merupakan
Narkoba
b) yang
sangat cepat menimbulkan ketergantungan.
c) Berupa
serbuk putih dengan rasa pahit. Dalam pasaran warnanya bisa putih, coklat atau
dadu.
d) Cara
penggunaan dapat disuntikan, dihirup dan dimakan

a) Menimbulkan
rasa kantuk, lesu, penampilan “dungu”, jalan mengambang, rasa senang yang
berlebihan.
b) Konsumsi
dihentikan menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang, kram perut, menggigil,
muntah- muntah, mata berair, hidung berlendir, hilang nafsu makan dan
kehilangan cairan tubuh.
c) Menimbulkan
kematian bila over dosis.
Kokain:
Kokain
dibagi menjadi 2 yaitu kokain asam dan basa

a)
Berupa Kristal putih.
b)
Rasa pahit.
c)
Mudah larut.

a)
Berupa Kristal putih
b)
Rasanya pahit
c)
Tidak berbau

Menjadi
bersemangat, gelisah, susah makan, paranoid, lever terganggu. Shabu-shabu
mengakibatkan efek yang sangat kuat pada system syaraf. Berat badan
menyusut, kejang-kejang, halusinasi, paranoid, kerusakan usus ginjal.
Ganja:
Ganja
dikenal dengan nama mariyuana, hashish, gelek, Budha stick, cimeng, grass.

a)
Menimbulkan ketergantungan psikis yang
diikuti oleh kecanduan fisik dalam waktu lama, terutama bagi mereka yang telah
rutin menggunakannya.
b)
Bentuk daun kering, cairan yang lengket,
minyak ‘damar ganja’.

a)
Menurunkan keterampilan motorik,
peningkatan denyut jantung, rasa cemas, banyak bicara, perubahan persepsi
tentang ruang dan waktu, halusinasi, rasa ketakutan dan agresif, rasa senang
berlebihan, selera makan meningkat.
b)
Pengaruh jangka panjang peradangan
paru-paru, aliran darah ke jantung berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi
menurun, mengurangi kesuburan, daya pikir berkurang, perhatian ke sekitar
berkurang.
Ø Golongan
II
Morfin:

a) Analgesik
yang kuat.
b) Tidak
berbau.
c) Berupa
kristal putih yang warnanya menjadi kecoklatan.

a)
Mengurangi rasa nyeri, kantuk atau
turunnya kesadaran.
b)
Sembelit, gangguan menstruasi dan
impotensi.
c)
Pemakaian dengan jarum suntik
menyebabkan HIV/AIDS, Hepatitis B & C.
d)
Pemakaian dikurangi atau dihentikan :
hidung berair, keluar air mata otot kejang, mual, muntah dan mencret.
Pethidin
:

a) Serbuk
kristal putih
b) agak
pahit,
c) sangat
larut dalam air dan larut dalam alkohol

a)
Depresi pernapasan,
b)
Sistem saraf : sakit kepala, gangguan
penglihatan, vertigo, depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah,
agitasi, ketegangan, kejang,
c)
Pencernaan : mual, muntah, konstipasi,
d)
Kardiovaskular : aritmia, hipotensi
postural,
e)
Reproduksi, ekskresi & endokrin :
retensi urin, oliguria.
f)
Efek kolinergik : bradikardia, mulut
kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan yg tidak terkoordinasi,
delirium atau disorintasi,halusinasi.
g)
Lain-lain : berkeringat, muka merah,
pruritus, urtikaria, ruam ku
Metadon

a) Mual
b) muntah:
10-15% mengalami efek samping ini, yang biasanya hilang setelah beberapa hari.
c) sembelit:
seperti opiat lain, gizi dan olahraga dapat membantu
d) keringat:
dapat muncul sebagai efek samping, atau karena takaran metadon tidak sesuai
e) amenore:
masa haid terlambat, atau kadang kala lebih teratur
f) libido:
penurunan pada gairah seksual
g) kelelahan:
dapat dikurangi dengan mengurangi takaran
Ø Golongan
III
Kodein

Konstipasi
bisa menyulitkan pada penggunaan jangka panjang
a) pusing,
mual, muntah
b) kesulitan
BAK
c) spasme
ureter atau saluran empedu;
d) mulut
kering, sakit kepala, berkeringat, pelebaran pembuluh darah di wajah
e) Ketergantungan.
B. PSIKOTROPIK
1.
Pengertian Psikotropik
Menurut
UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku.
Psikotropik adalah obat yang bekerja dan mempengaruhi
fungsi psikik dan proses mental. Psikotropik terbagi 4 bagian yaitu
Antipsikosis(gangguan mental),Antiansietas(perasaan cemas),Antidepresi(perasaan
putus asa), dan Psikotogenik(halusinasi). Antipsikosis adalah dapat mengobati
gangguan mental pada penderita skizoprenia mengatasi agresivitas,hiperaktivitas
dan labilitas emosinal pasien psikosis. Antipsikotik menghambat dopamin pada
otak sehingga memulihkan gejala psikotik dan menghambat daerah pemicu
kemoreseptor dan pusat muntah(emetik) pada otak sehingga menghasilkan efek
antiemetik. Antidepresi
adalah obat untuk mengatasi depresi mental yang biasanya mendadak dan adanya
kejadian pencetus. Psikotogenik adalah obat yang dapat menimbulkan kelainan
tingkah laku rasa takut disertai halusinasi,ilusi,gangguan cara fikir dan
perubahan alam perasaan jadi dapat menimbulkan psikosis
2. Golongan Psikotropik
Ø ANTIPSIKOTIK
Klorpromazin (CPZ) dan Derivat Fenotiazin. CPZ merupakan fenotiazin pertama yang
digunakan untuk pengobatan perilaku psikotik klien rumah sakit jiwa berefek
sedasi kuat menurunkan tekanan darah yang disertai sikap kecekapan dan daya
fikir berkurang, aktivitas motorik terganggu, menimbulkan gejala parkinsonisme
(efek ekstrapiramid). CPZ dapat mencegah muntah yang disebabkan kelainan
saluran cerna, rangsangan chemoreceptor trigger zone. Sedangkan fenotiazin
dapat mempengaruhi ganglia basal sehingga menimbulkan efek ekstarpiramidal. CPZ
dapat menghambat ovulasi dan menturasi, dapat menghambat sekresi Acetil kolin
dan menimbulkan hipotensi karena CPZ berefek alfa bloker inotropik negatif
jantung.
Efek samping > batas keamanan cukup besar dan cukup
aman, gejala ekstrapiramidal, distonia akut(wajah menyeringai,
akastisia(gelisah, terus bergerak), parkinsonisme, sindrom neuroleptik
malignat( demam, tekanan darah tidak stabil), tremor, mulut dan tenggorokan
kering dan diskenesia tardif ( mulut dan wajah distonia meluas). Indikasi utama
fenotiazin untuk pengobatan skizoprenia gangguan psikosis terutama ketegangan
hiperaktivitas, halusinasi, susah tidur, anoreksia, perhatian diri sangat buruk
dan negativisme.
Ø Butirofenon
Haloperidol = Haldol
Diabsorbsi baik melalui mukosa gastrointestinal
mempunyai waktu paruh panjang dan tinggi berikatan dengan protein sehingga obat
dapat diakumulasi dan sebagian besar diekresi dalam urin. Obat ini untuk
mengendalikan psikosis dan mengurangi tanda-tanda agitasi pada orang dewasa dan
anak-anak. Untuk usia lanjut dosisnya dikurangi karena berkurangnya fungsi hati
dan efek samping yang mungkin timbul. Bisa juga digunakan untuk anak
hiperaktif. Berefek antikolinergik dan harus hati-hati pada pasien riwayat
glaukoma. Pemakaian jangka panjang dapat berakibat fotosensitifitas pada kulit
dan diskrasia darah = gangguan sel darah. Perlu diawasi adanya ekstraparamidal
symptoms = EPS. Efek samping yang merugikan : mulut kering, meningkatkan denyut
jantung, retensi urin, konstipasi, tekanan darah turun, gejala ekstrapyramidal
symtomps, sedasi, akatisia, distonia, diskinesia, mual, rasa tidak enak pada
abdomen, sakit kepala, muntah tetapi tidak menimbulkan efek teratogenik
Ø ANTIANSIETAS
Obat yang digunakan untuk pengobatan
ansietas adalah sedatif terutama pada golongan Benzodiazepin. Golongan
Benzodiazepin yang di anjurkan adalah Klordiazepoksid(Librium),
Diazepam(Valium), Oksazepam(Serax), Klorazepat (Tranxene), Lorazepam(Ativan),
Prazepam(Centrax), Alprazolam(Xanax) dan Halozepam(Paxipam). Benzodiazein
digunakan untuk antikonvulsi, antihipertensi,sedasi-hipnotik, obat-obat
preoperasi dan antiansietas. Efek samping : pada penggunaan terapi timbul
kantuk,serasi, pusing, sakit kepala, mulut kering, penglihatan kabur dan konstipasi.
Reaksi yang merugikan adalah lekopenia (menurunnya jumlah sel darah putih),
gejala demam, nyeri tenggorokan dan ketergantungan fisik. Tidak boleh
dihentikan mendadak, gejala putus obat ini seperti sedatif-hipnotik(menyebabkan
tidur) = agitasi, gelisah, kejang otot, berkeringat > gejala ini lambat
setelah 2-10 hari dapat berminggu-minggu. Menghentikan harus bertahap tidak
boleh bersamaan alkohol > dapat terjadi depresi pernafasan. Tidak boleh
diberikan pada wanita hamil > dapat terjadi efek teratogenik pada janin.
Efek yang lain adalah perangsang nafsu makanan yang ditimbulkan oleh derivat
benzodoazepin.
Ø Dibenzoxazepin
Efek farmakologi sama dengan fenotiazin, butirofenon,
dan tiosanten. Termasuk deruvat Loksapin yang memiliki efek antiemetik,
sedatif, antikolinergik dan antiadrenergik yang berguna untuk mengunakan
skizofrenia dan psikosis lainnya. Efek samping : reaksi ekstrapiramidal dan
harus hati-hati digunakan pada pasien riwayat kejang. Diarbsorbsi baik peroral,
kadar puncak plasma dipuncak 1 jam IM
dan 2 jam per oral.
Ø Dibenzodiazepin
> Benzodiazepin
Klozapin menunjukan efek antipsikosis lemah,
mempengaruhi fungsi syaraf dopamin yang berhubungan dengan fungsi emosional dan
mental. Klozapin efektif untuk mengontrol gejala-gejala psikosis dan
skizofrenia baik yang positif maupun yang negatif. Penggunaannya dibatasi
karena dapat menimbulkan resisten sehingga selama menggunakan obat ini perlu di
pantau jumlah sel darah putihnya setiap minggu. Efek samping dan intoksikasi :
menimbulkan agranulositosis,kantuk,pusing kepala, hipersaliva, depresi nafas,
hipertermia,takikardi,sedasi, aritmia dan kejang. Farmakokinetika : diabsorbsi
secara cepat pada pemberian peroral, dimetabolisme sempurna dan diekskresi
leawat tinjaudan urin.
Ø ANTIDEPRESI
Depresi adalah gangguan yang heterogen. Obat ini dapat
memperbaiki suasana jiwa(mood) dan dapat
meringankan gejala murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial ekonomi,
obat atau penyakit. Pada antidepresi digunakan klasifikasi Diagnostik And
Statistical Manual Of Disorders Revised yang dikeluarkan oleh ikatan Ahli
Psikiatri Amerika. Menurut klasifikasi tersebut depresi major dan distrimia
(minor) merupakan sindrom depresi murni, sedangkan gangguan bipolar dan
gangguan siklotik memperlihatkan depresi yang diselingi dengan mania.
Klasifikasi depresi adalah :
1.
Depresi
Eksogen = reaktif = sekunder > biasanya di mulai mendadak dan adanya
pencetus (karena penyakit dan kesedihan) > respon terhadap obat (efek
samping) anti hipertensi, kortikosteroid, pil anti hamil, biasanya diresepkan
Benzodiazepin long akting.
2.
Depresi
Endogen = Melacholia =Vistal > merupakn gangguan biokimia yang ditentukan
secara genetik, bermanifestasi sebagai ketidak mampuan untuk mengatasi stres.
Terjadi gangguan psikomotor lenyapnya motivasi berperasaan seolah-olah waktu
berjalan sangat lambat cenderung ingin bunuh diri, depresi yang dalam disebut
disporia.
3.
Depresi
Afektif Bipolar = Mania > merupakan antara dua mood, manik (euforia) dan
depresi (disforia) – obatnya Litium. Depresi afektif bipolar > karena
depresi post nasal (post partum), perubahan hormonal > post menapause, usia
lanjut >70 tahun.
Mekanisme Kerja :
·
Depresi
endogen berhubungan dengan kekurangan Narodrenalin & Serotonin dalam otak.
·
Antidepresi
> menghambat Reuptake Amin kedalam lambung presinaptik.
Antidepresi
dibagi dalam beberapa kelompok yaitu :
1.
Penghambat
enzim MAO (Mono Amin Oksidase) > untuk mengatasi depresi tetapi
penggunaannya sangat terbatas karena toksik, hipertensi karena terlepasnya
norepineprin dari ujung syaraf, hipertensi disebabkan tertimbulnya katekolamin.
Obat ini tidak lagi digunakan karena ada obat yang lebih aman. Contoh :
Isokarboksazid, Nialamid, Moklobemid, Tranilsi promin.
2.
Antidepresi
Trisiklik (ATS), obat ini lebih banyak dipakai pengganti penghambat MAO.
Diberikan pada malam hari untuk mengurangi efek sedasi yang timbul.
Menghentikan ATS harus bertahap dikurangi untuk menghindari mual, muntah,
ansietas dan akatisi. Contoh : Imipramin, Desipramin, Trimipramin, Opipramol,
Dibenzepin, Amitriptolin dan Doksepin.
3.
Antidepresan
generasi kedua: Senyawa lain > obat-obat ini merupakan antodepresi yang
relatif baru. Efek sampingnya lebih ringan dari antidepresan lainnya. Contoh :
Amoksapin, Fluoksetin, Bupropion, Nomifensin, Trazodon dan Maproptilin.
Ø LITIUM (Li)
= ANTIMATIK
Litium (Li) merupakan logam alkali yang paling ringan
yang mirip sifatnya dengan Natrium dan Kalium. Yang berguna mengobati gangguan
afektif bipolar atau manik depresi. Obat ini mudah ditera dengan menggunakan
Flame Photometer dan Atomic Absorbption Spectro Photometer.
Farmakologi :
·
Tidak
bersifat sedatif, depresif atai euforian
·
Penyebaran
menembus membran relatif kecil tidak seperti Na & K. Sangat toksik untuk
kelenjar tiroid, SSP dan ginjal. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat menyebabkan
leukositosis dan reaksi alergi.
·
Gangguan
efektif bipolar, paling efektif dalam mengendalikan fase manik-depresi.
·
Efek
menenangkan tanpa menganggu aktivitas intelektual.
·
Mengendalikan
lonjatan isi pikir (fight of ideas) dan hiperaktivitas.
·
Litium
memperbatas terapeutik serum > 0,8 -1,5 mEq/L
·
Kadar Litium
serum yang lebih dari 1,5 -2,0 mEq/L
bersipat toksik maka harus dipantau.
·
Lebih dari
95% Litium diabsorbsi melalui gastrointestinal. Waktu paruh 24 jam dan untuk
usia lanjut > 36 jam.
·
Litium
dimetabolisme di hati dan dieksresikan dalam bentuk tidak diubah melalui urin.
C. ZAT ADIKTIF
1.
Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif adalah
istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik
yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug
dependence).Bahan-bahan kimia tidak hanya menyangkut bahan bahan kimia yang ada
di rumah tangga, seperti pemutih, pembersih, dan zat-zat aditif makanan, tetapi
juga zat zat yang dapat menimbulkan pengaruh negatif atau efek samping bagi
kesehatan jika pemakaiannya disalahgunakan.
Bahan kimia dimaksud di sini adalah kelompok zat kimia yang tergolong ke dalam
zat adiktif dan psikotropika.
Kelompok zat adiktif
adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman,
baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat
menimbulkan ketergantungaN.
Narkotika menurut tujuan
penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 3 golongan,
yaitu:
1.
Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat
tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
2.
Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
3.
Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi
ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
2. Macam – macam Zat Adiktif
a. Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat
adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga,
biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering.
Tanda-tanda
penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah,
banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk,
tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan
kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar
tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis,
yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak
teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
b. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan
sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah
Pavaper sommiverum.
Opium digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada
penderita kanker. Namun dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan kecanduan yang
akhirnya menyebabkan kematian.
Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk,
perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk
melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata
mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat
ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat,
mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil,
dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan
menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek
tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.
c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh
dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat
dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak
bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira
yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut
nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain
dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon
digunakan sebagai zat penenang(sedativa-hipnotika). Pemakaian
sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis
besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Gejala akibat
pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya
pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus
pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar,
muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang.
Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri
turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas
lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu
dapat menimbulkan kematian.
e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang
biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara
tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok
dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat
karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru,
kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena
penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.
f. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan,
seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal
manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan
berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Tanda-tanda gejala
pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan.
Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan
maka akan timbul
gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika
overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau,
kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
Ada 3 golongan minuman beralkohol
:
a.
Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b.
Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c.
Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker
).
3. Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat
Adiktif
a.
Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman
Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot
syaraf,mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta
gangguanseks lainnya.
b.
Efek/Dampak Penyalahgunaan GanjaZat
kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya tahan
tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi
sertamemperburuk aliran darah koroner.
c.
Efek/Dampak Penyalahgunaan
Halusinogendalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan otak.
d.
Efek/Dampak Penyalahgunaan KokainZat
adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kekurangansel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus
kering. Selain itukokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma
pada jantung.
e.
Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat /
OpiodaZat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat
mengganggumenstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan konstipasi
khronuk pada pria /laki-laki.
f.
Efek/Dampak Penyalahgunaan
InhalasiaInhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan
pada fungsi jantung, otak, dan lever.
g.
Efek/Dampak Penyalahgunaan Non ObatDalam
kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan
oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan
gangguankesehatan. Contoh barang yang dijadikan candu antara lain seperti
bensin, thiner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan
yang salah pada tubuh manusiaadalah dapat menimbulkan infeksi emboli.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ü Narkotika
Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
1.
Narkotika Golongan I :
Berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan tidak digunakan untuk terapi (pengobatan).
Contoh
:
Heroin,
Kokain Dan Ganja. Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.
2. Narkotika
golongan II :
berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan. Digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir.
Contoh :
morfin, petidin dan metadon.
3. Narkotika
golongan III :
berpotensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi.
Contoh :
kodein.
ü Psikotropik
Psikotropik
adalah obat yang bekerja dan mempengaruhi fungsi psikik dan proses mental.
Psikotropik
terbagi 4 bagian yaitu Antipsikosis(gangguan mental), Antiansietas(perasaan
cemas), Antidepresi(perasaan putus asa), dan Psikotogenik(halusinasi).
·
Antipsikosis adalah dapat mengobati gangguan mental
pada penderita skizoprenia mengatasi agresivitas,hiperaktivitas dan labilitas
emosinal pasien psikosis.
·
Antiansietas = sedatif-hipnotik yang berguna dalam
pengobatan sistomatik penyakit psikoneurosis yang didasari perasaan cemas dan
ketegangan mental.
·
Antidepresi adalah obat untuk mengatasi depresi mental
yang biasanya mendadak dan adanya kejadian pencetus.
·
Psikotogenik adalah obat yang dapat menimbulkan
kelainan tingkah laku rasa takut disertai halusinasi,ilusi,gangguan cara fikir
dan perubahan alam perasaan jadi dapat menimbulkan psikosis.
ü Zat Adiktif
Zat adiktif adalah
istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik
yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence)..Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya.
terbagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
2. Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki
potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
3. Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
B. SARAN
v Semoga
setelah membaca makalah ini anda lebih mudah untuk memahami tentang Narkotika, Psikotropik dan Zat Aditif.
v Semoga ini
dapat anda gunakan sebagai materi dalam membuat makalah yang menggunakan
pembahasan Narkotika, Psikotropik dan Zat
Aditif.
v DAFTAR PUSTAKA
v Kisdaryeti.2012.Bahan Ajar
Farmokologi.STIK Bina Husada.Palembang.Sumatera Selatan
v Kisdaryeti.2012.Psikotropik.STIK
Bina Husada.Palembang.Sumatera Selatan
v Kisdaryeti.2012.Sedatif-Hipnotik.
STIK Bina Husada.Palembang.Sumatera Selatan
v Keterkaitan UU Narkotika dengan UU
Psikotropika
Apakah UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika hanya
menggantikan UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika atau beserta UU No. 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika? Terima kasih.
dan
v
penyalahgunaan-narkotika-dan-psikotropika-part-1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar